Laman

Senin, 17 Januari 2011

Air dan Kejang Otot Saat Olahraga


Kejang otot atau awam mengenalnya sebagai kram adalah keadaan dimana otot mengalami kontraksi (memendek) secara tiba-tiba atau mendadak, dan singkat.  Kejang otot ditandai dengan rasa nyeri yang sangat di tempat tersebut. Kejang otot terjadi karena beberapa hal, antara lain karena otot terlalu lama dalam posisi tertentu, melakukan gerakan tiba-tiba, tidak terbiasa melakukan gerakan yang berat, dan melakukan olah raga tanpa pemanasan. Kejang otot juga dapat terjadi karena kekurangan air dan elektrolit di dalam tubuh.


Pada saat berolah raga, kita banyak kehilangan cairan tubuh, terutama melalui keringat. Jumlah keringat yang dikeluarkan oleh tubuh,  tergantung dari berat ringannya olah raga yang kita lakukan. Pada saat berolah raga berat, keringat yang keluar bisa mencapai 2,8 liter per jam. Mereka yang melakukan kegiatan olah raga berat, diperkirakan mengeluarkan cairan tubuh hingga  6,5 liter per hari.  Bandingkan dengan mereka yang tidak melakukan kegiatan olah raga sama sekali, mereka hanya kehilangan cairan tubuh kurang lebih hanya 2,5 liter/hari.


Pada saat cairan tubuh keluar melalui keringat, maka tubuh tidak hanya kehilangan air, tapi juga elektrolit seperti natrium, klorida dan kalium.  Elektrolit-elektrolit tersebut mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, salah satunya adalah menjaga keseimbangan cairan tubuh. Perubahan pada keseimbangan cairan tersebut secara otomatis akan mempengaruhi fungsi sel.

Natrium, juga kalium,  merupakan elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kontraksi otot. Pada saat berolah raga dimana keluar cairan tubuh (keringat) secara berlebihan, secara otomatis akan menyebabkan gangguan pada fungsi sel. Salah satunya adalah gangguan pada sel–sel saraf yang bekerja mengatur kontraksi otot. Gangguan sel saraf itulah yang menyebabkan terjadinya kram atau kejang otot.
Apakah itu berarti kram tidak bisa dicegah? Mencegah kram, terutama saat berolahraga, adalah langkah terbaik yang harus dilakukan. Untuk itu, wajib melakukan pemanasan secara memadai sebelum melakukan olah raga. Yang juga sangat penting adalah minum cukup air agar tidak terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh.

Bila sedang berolaraga, sangat dianjurkan untuk minum air yang cukup. Minum air lebih disarankan, baik itu sebelum, pada saat olah raga dan sesudah berolahraga. Untuk minum, tidak harus menunggu rasa haus.

Sebab, rasa haus sering terlambat menggambarkan kebutuhan cairan atau status hidrasi tubuh. Cara yang mudah dan cepat untuk mengetahui apakah tubuh masih terhidrasi dengan baik adalah dengan mencocokkan warna urin dengan grafik warna yang ada pada alat peraga PURI (periksa urin sendiri).
Ketika berolahraga, ikuti aturan minum air sebagai berikut: Dua jam sebelum olahraga, minum 3 gelas (600 cc) dan menjelang atau 15-20 menit berolahraga, minum 1 gelas  (200 cc).
Begitupun selama berolahraga, usahakan minum 1 gelas (200 cc) air putih setiap 20 menit. Lalu, setelah berolahraga, minumlah air sebanyak-banyaknya. Suhu air minum sebaiknya berkisar 10-15 derajat Celcius agar mudah diserap tubuh.

Untuk cabang olah raga tertentu, seperti bulu tangkis, tenis, golf, atau sepak bola, kita  memiliki waktu untuk rehat (beristirahat) yang dapat dimanfaatkan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dengan meneguk minuman. Namun untuk olah raga yang dilakukan secara terus menerus seperti lari maraton, perlu kiat khusus untuk tetap mengganti cairan tubuh. Misalnya, menyediakan minuman pada jarak tertentu dengan waktu tertentu yang bisa dengan mudah dijangkau oleh pelari.

Pemanasan sebelum berolahraga dan minum air yang cukup sangat besar manfaatnya untuk mencegah terjadinya kejang otot. Kalaupun kram tetap terjadi, langkah apa yang harus dilakukan? Lakukan pemijatan atau peregangan otot. Sambil memijat, anda juga bisa mengoleskan obat gosok analgetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar