Saat ini dikenal beberapa jenis air minum yang dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
Air Mineral : adalah air yang diambil langsung dari sumber mata air alam tanpa melalui pemompaan atau tekanan. Sangat penting untuk diketahui jenis mineral yang terkandung di dalam air yang kita minum. Jika tubuh kita kekurangan beberapa jenis mineral, jenis air ini mungkin yang kita butuhkan. Tetapi mengkonsumsi secara berlebihan dan terus menerus juga dapat membahayakan kesehatan.
Air Demineralisasi : adalah jenis air tanpa kandungan logam berat seperti nitrat, kalsium dan magnesium setelah melalui proses dimana electron dalam air dinetrlisir. Terdapat beberapa jenis proses demineralisasi antara lain :
*Proses destilasi
*Deinonisasi
*Filtrasi membran(nano filtration)
*Elektrodialisis
Kandungan zat padat terlarut dalam air yang dihasilkan dari salah satu proses diatas berkisar 1 mg/1 dan dalam kasus lain bisa dibawah 10 mg/1. Konduksi listrik berkisar dibawah 2mS/m dan bahkan dibawah 0,1mS/cm. Besar kandungan mineral, zat padat terlarut dan konduksi listrik berbeda untuk tiap-tiap negara, sesuai dengan standar yang diberlakukan.
Air Filtrasi : Penyaringan atau filtrasi terhadap air dapat dilakukan melalui proses alami maupun buatan. Tujuannya adalah untuk memurnikannya. Meskipun tidak ada cara yang benar-benar mampu menyaring karena kuman lebih kecil dari pori-pori pada sistem filtrasi terbaik sekali pun, setidaknya cara ini dapat menjadikan air lebih memenuhi syarat untuk diminum.
Air Distilasi-Uap : Distilasi–Uap merupakan salah satu cara filtrasi air. Beberapa ahli meyakini ini sebagai cara membuat air minum teraman. Selama proses pendidihan bakteri, virus dan polusi dapat dihilangkan seriring dengan meningkatnya penguapan.
Banyak penelitian dilakukan terhadap tingkat keamanan terhadap kesehatan bila mengkonsumsi air dari masing-masing jenis air minum di atas. Perbedaan pun terjadi yang menyatakan tingkat aman kandungan minuman dan optimum dalam air.
Laporan WHO tahun 1980 merekomendasikan beberapa hal berikut :
* Minimum TDS (total dissolve solid) atau jumlah zat padat terlarut dalam air minimum adalah 100 mg/l
* Optimum TDS adalah 200-400- mg/l untuk klorida sulfat, 250-500 mg/l untuk bikarbonat
* Minimum kandungan kalsium adalah 30 mg/l
Anjuran Who sementara yang didasarkan penelitian selama tahun 1983 hingga 1994 terhadap tingkat kekeruhan dalam air minum adalah :
*Magnesium: minimum 10mg/l dan optimum 20-30 mg/l
*Kalsium : minimum 20 mg/l 0ptimum berkisar 50 (40-80) mg/l
*jumlah kalsium dan magnesium :2 hingga 4 mmol/l
Penelitian di sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, Asia Barat dan negara lainnya saat ini tidak mensyaratkan nilai batasan minimum dan optimum terhadap tingkat kekeruhan air, jumlah kalsium maupun magnesium. Dengan kata lain tidak membatasi negara-negara anggotanya dalam mengimplementasikan sebuah persyaratan kedalam peraturan nasional mereka.
Terlepas dari semua perbedaan tersebut, semua meyakini bahwa kandungan mineral atau zat padat terlarut lainnya yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Dengan kata lain air minum sehat harus tidak melebihi ambang batas tertentu terhadap kandungan zat-zat yang merugikan kesehatan atau bahkan dibuat seminimum mungkin.
Tingkat kekeruhan air akan sangat bervariasi sesuai sengan struktur atau kandungan mineral dalam tanah dan pada masing-masing lokasi. Diperlukan penelitian khusus untuk dapat mengetahui kandungan mineral sumber air pada suatu lokasi. Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan daerah tanpa sumber mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih dahulu. Hal yang hampir mustahil dilkukan pada daerah dimana penanggulangan secara cepat dibutuhkan untuk usaha pertolongan terhadap korban bencana alam. Bahkan dalam situasi bencana banjir, tsunami atau tanah longsor kemungkinan besar sumber mata air permukaan tanah akan tercemar sangat besar. Kata kunci dari jawaban semua ini adalah DEMINERALISASI AIR BAWAH TANAH.
Air Mineral : adalah air yang diambil langsung dari sumber mata air alam tanpa melalui pemompaan atau tekanan. Sangat penting untuk diketahui jenis mineral yang terkandung di dalam air yang kita minum. Jika tubuh kita kekurangan beberapa jenis mineral, jenis air ini mungkin yang kita butuhkan. Tetapi mengkonsumsi secara berlebihan dan terus menerus juga dapat membahayakan kesehatan.
Air Demineralisasi : adalah jenis air tanpa kandungan logam berat seperti nitrat, kalsium dan magnesium setelah melalui proses dimana electron dalam air dinetrlisir. Terdapat beberapa jenis proses demineralisasi antara lain :
*Proses destilasi
*Deinonisasi
*Filtrasi membran(nano filtration)
*Elektrodialisis
Kandungan zat padat terlarut dalam air yang dihasilkan dari salah satu proses diatas berkisar 1 mg/1 dan dalam kasus lain bisa dibawah 10 mg/1. Konduksi listrik berkisar dibawah 2mS/m dan bahkan dibawah 0,1mS/cm. Besar kandungan mineral, zat padat terlarut dan konduksi listrik berbeda untuk tiap-tiap negara, sesuai dengan standar yang diberlakukan.
Air Filtrasi : Penyaringan atau filtrasi terhadap air dapat dilakukan melalui proses alami maupun buatan. Tujuannya adalah untuk memurnikannya. Meskipun tidak ada cara yang benar-benar mampu menyaring karena kuman lebih kecil dari pori-pori pada sistem filtrasi terbaik sekali pun, setidaknya cara ini dapat menjadikan air lebih memenuhi syarat untuk diminum.
Air Distilasi-Uap : Distilasi–Uap merupakan salah satu cara filtrasi air. Beberapa ahli meyakini ini sebagai cara membuat air minum teraman. Selama proses pendidihan bakteri, virus dan polusi dapat dihilangkan seriring dengan meningkatnya penguapan.
Banyak penelitian dilakukan terhadap tingkat keamanan terhadap kesehatan bila mengkonsumsi air dari masing-masing jenis air minum di atas. Perbedaan pun terjadi yang menyatakan tingkat aman kandungan minuman dan optimum dalam air.
Laporan WHO tahun 1980 merekomendasikan beberapa hal berikut :
* Minimum TDS (total dissolve solid) atau jumlah zat padat terlarut dalam air minimum adalah 100 mg/l
* Optimum TDS adalah 200-400- mg/l untuk klorida sulfat, 250-500 mg/l untuk bikarbonat
* Minimum kandungan kalsium adalah 30 mg/l
Anjuran Who sementara yang didasarkan penelitian selama tahun 1983 hingga 1994 terhadap tingkat kekeruhan dalam air minum adalah :
*Magnesium: minimum 10mg/l dan optimum 20-30 mg/l
*Kalsium : minimum 20 mg/l 0ptimum berkisar 50 (40-80) mg/l
*jumlah kalsium dan magnesium :2 hingga 4 mmol/l
Penelitian di sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, Asia Barat dan negara lainnya saat ini tidak mensyaratkan nilai batasan minimum dan optimum terhadap tingkat kekeruhan air, jumlah kalsium maupun magnesium. Dengan kata lain tidak membatasi negara-negara anggotanya dalam mengimplementasikan sebuah persyaratan kedalam peraturan nasional mereka.
Terlepas dari semua perbedaan tersebut, semua meyakini bahwa kandungan mineral atau zat padat terlarut lainnya yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Dengan kata lain air minum sehat harus tidak melebihi ambang batas tertentu terhadap kandungan zat-zat yang merugikan kesehatan atau bahkan dibuat seminimum mungkin.
Tingkat kekeruhan air akan sangat bervariasi sesuai sengan struktur atau kandungan mineral dalam tanah dan pada masing-masing lokasi. Diperlukan penelitian khusus untuk dapat mengetahui kandungan mineral sumber air pada suatu lokasi. Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan daerah tanpa sumber mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih dahulu. Hal yang hampir mustahil dilkukan pada daerah dimana penanggulangan secara cepat dibutuhkan untuk usaha pertolongan terhadap korban bencana alam. Bahkan dalam situasi bencana banjir, tsunami atau tanah longsor kemungkinan besar sumber mata air permukaan tanah akan tercemar sangat besar. Kata kunci dari jawaban semua ini adalah DEMINERALISASI AIR BAWAH TANAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar